KATA
PENGANTAR
Dalam
mata kuliah Perekonomian Indonesia, kami mendapat tugas untuk menyusun makalah
yang berjudul Jasa Pelayanan Pengiriman PT. Pos Indonesia (Persero) dan PT.
TIKI Indonesia.
Untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah tersebut, data-data yang kami dapat dominan di
dapat dari sumber internet.
Tentunya
karena kami masih dalam taraf belajar untuk pembuatan makalah ini, pasti banyak
sekali kekurangan-kekurangan yang kami susun untuk pembuatannya, apalagi
data-data yang kami dapat masih sangat kurang sekali.
Tetapi
dengan segala kekurangan dari pembuatan makalah kami ini, mudah-mudahan dapat
berguna bagi rekan-rekan Fakultas Ekonomi Manajemen Semester V khususnya dan
rekan-rekan Universitas Dharmawangsa pada umumnya.
Akhirnya,
kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun bagi kesempurnaan pembuatan
makalah kami di kemudian hari.
PENYUSUN
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
...................................................................................... 1
DAFTAR
ISI
................................................................................................... 2
BAB
I Pendahuluan
I.1. PT. Pos Indonesia (Persero)
I.1.1. Latar Belakang
.............................................................. 3
I.1.2. Visi dan Misi
................................................................... 4
I.1.3. Struktur
Organisasi ........................................................ 5
I.1.4. Organisasi Lainnya
........................................................ 6
I.1.5. Anak Perusahaan
.......................................................... 9
I.1.6. Divisi Regional PT. Pos Indonesia (Persero)
................ 9
I.1.7. Good Corporate Governance
........................................ 9
I.1.8. Layanan Kerja sama
..................................................... 11
I.1.9. Layanan Produk
............................................................ 11
I.2. PT. TIKI Indonesia
I.2.1. Sejarah
......................................................................... 12
I.2.2. Misi dan Visi
................................................................. 12
I.2.3. Struktur Organisasi
...................................................... 13
I.2.4. Layanan
........................................................................ 14
I.2.5. Jasa Distribusi
.............................................................. 15
I.3. Permasalahan ......................................................................... 15
I.4. Ruang Lingkup
........................................................................ 16
I.5. Maksud
dan Tujuan ................................................................ 16
BAB II. Kajian Teoritis
II.1. Badan Usaha
.......................................................................... 17
II.2. Pelayanan Publik
.................................................................... 19
II.3. Faktor Produksi
....................................................................... 20
II.4. Manajemen Perencanaan
....................................................... 22
II.5. Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia
................... 25
II.6. Prinsip-prinsip Pengelolaan Manajemen Sumber
Daya Manusia 25
BAB III Pembahasan
III.1. PT. Pos Indonesia (Persero)
III.1.1. Kondisi Eksternal
............................................... 28
III.1.2. Kondisi Internal
.................................................. 29
III.2. PT.
TIKI Indonesia
III.2.1. Faktor Eksternal
................................................ 30
III.2.2. Faktor Internal
................................................... 30
III.3. Langkah-langkah Yang Harus Dilakukan Dalam
Jasa Pelayanan Pengiriman
III.3.1. Untuk Layanan Domestik
................................. 32
III.3.2. Untuk Layanan Internasional
........................... 33
BAB IV Kesimpulan dan Saran
IV.1. Kesimpulan
.................................................................. 36
IV.2. Saran
........................................................................... 36
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. PT. Pos Indonesia (Persero)
I.1.1. Latar
Belakang
Tahun
|
Uraian
|
Tanggal 26 Agustus 1746
|
Kantor pos pertama di Indonesia adalah di Batavia
didirikan oleh Gubernur Jenderal GW Baron
|
Tahun 1906
|
Post Telegraafend Telefoon Diensts
|
Tgl 27 September 1945
|
Jawatan PPT Republik Indonesia ditandai pengambilalihan
kantor pusat PTT di Bandung oleh angkatan muda PPT dari pemerintah militer
Jepang. Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bakti Postel
|
Tahun 1961
|
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 240 Tahun 1961
status Jawatan PTT berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan
Telekominaksi.
|
Tahun 1965
|
PN Pos dan Telekomunikasi dibagi dua menjadi PN Pos dan
Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1965 dan PN Telekomunikasi
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1965
|
Tahun 1978
|
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Th 1978, status
PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro.
|
Tanggal 20 Juni 1995
|
Dasar ;
UU No. 1 Th 1995 ttg Perusahaan Persero.
PP RI No 5 Th 1995 ttg pengalihan bentuk perusahaan
umum (Perum) Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero) (Lembaran Negara RI
Tahun 1995 Nomor 11)
Anggaran Dasar PT. Pos Indonesia (Persero) yang
tercantum dalam akta notaris Sutjipto, SH No. 117 tanggal 20 Juni 1995 ttg
Pendirian Perusahaan Persero PT Pos Indonesia, sebagaimana telah diubah dgn
akta notaris Sutjipto, SH No. 89 tgl 21 September 1998 dan nomor 111 tanggal
28 Oktober 1998
|
I.1.2. Visi dan Misi
I.1.2.1. Visi
-
Tahun 2009 – 2010
Integrated mail, logistic and financial
services infrastructure
-
Tahun 2011 – 2013
Indonesia’s leader in the mail logistics
and financial services
-
Tahun 2014 – 2018
ASEAN Champion of Postal Industries
I.
1.2.2. Misi
Pos Indonesia menyediakan solusi handal
dalam mail, logistik dan jasa keuangan dengan menggunakan jejaring bisnis dan
infrastruktur terluas dan terpadu serta mengembangkan hubungan kolaboratif.
I.1.3. Struktur Organisasi
PEMEGANG
SAHAM
|
DIREKTUR UTAMA
|
WAKIL DIREKTUR UTAMA
|
DIREKTORAT
KEUANGAN
|
DIREKTORAT
PEMASARAN
& PENGEMBANGAN BISNIS
|
DIREKTORAT
SURATPOS DAN LOGISTIK
|
DIREKTORAT
TEKNOLOGI & JASA KEUANGAN
|
DIREKTORAT
SUMBER DAYA MANUSIA & UMUM
|
SATUAN
PENGAWASAN INTERNAL
|
SENTRAL
GIRO JAKARTA
|
DIVISI
REGIONAL
|
DIVISI
REGIONAL
|
DIVISI
REGIONAL
|
DIVISI
REGIONAL
|
UNIT
PELAKSANA TEKNIS
|
SEKRETARIS
PERUSAHAAN
|
DIVISI
HUKUM
|
KOMISARIS
|
I.1.4. Organisasi Lainnya
1.4.1. Satuan Pengawasan Intern
1. Visi
Menjadi penilai profesional bagi kepentingan manajemen
dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. Misi
-. Membantu
manajemen melalui kegiatan penilaian aktivitas perusahaan yang obyektif dan
tidak memihak,
-. Memberikan
pelaporan secara lengkap, akurat dan tepat waktu sebagai informasi kepada
manajemen serta mengoptimalkan peran compliance, catalyst, competence dan
colleague.
3. Strategi
-. Merencanakan
pemeriksaan yang meliputi tujuan dan lingkup pemeriksaan, mencari informasi
pendahuluan (background information)
tentang kegiatan atau obyak yang akan diperiksa, jumlah dan kompetensi personil
yang diperlukan.
- Mengembangkan
sistem pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.
- Mengorganisasikan
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.
-. Mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasikan dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan
dan mengajukan saran-saran perbaikan.
- Mendiskusikan
berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkat manajemen yang tepat.
-. Melaporkan
hasil pemeriksaan secara obyektif, jelas, singkat, kontruktif dan tepat waktu.
- Memonitor
dan melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan bahwa terhadap temuan
pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.
- Menyelenggarakan
administrasi dan dukungan umum internal auditor group.
- Mengidentifikasi
kebutuhan pengembangan SDM di internal auditor group.
- Menyusun
rencana kerja dan anggaran di unit kerjanya.
- Mengendalikan
sumber daya di internal auditor group.
4. Program Kerja
- Pemeriksaan
rutin (RIKTIN), dilaksanakan secara rutin (tahunan) berdasarkan Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PLPT).
-. Pemeriksaan khusus, untuk
mendalami/mengklarifikasi sesuatu “permasalahan” atas perintah Direktur Utama.
1.4.2. Serikat Pekerja Pos Indonesia
1.
Dasar Pendirian Serikat Pekerja Pos Indonesia
Gagasan pendirian Serikat Pekerja khususnya di lingkungan
BUMN sudah sejak tahun 1998. Ketika itu pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 12/1998 Tentang Peraturan Pelaksanaan Perseroan Terbatas yang
merupakan petunjuk pelaksanaan dari Undang-Undang No. 1/1995. Peraturan
Pemerintah tersebut menyatakan bahwa perlu adanya Serikat Pekerja di suatu BUMN
(State Owned Enterprise) sebagai pengganti KORPRI pasal 38.
Selain itu produk hukum yang dijadikan landasan pendirian
Serikat Pekerja Pos Indonesia adalah :
1. Konvensi
ILO No. 87/1984 yang dijadikan landasan pendirian dan perlindungan hak
berorganisasi.
2. KEPRES
No. 83/1998 tentang ratifikasi konvensi ILO No. 87/1984
3. Keputusan
MUNAS V KORPRI tanggal 15 – 17 Pebruari 1999 yang menetapkan bahwa keanggotaan
BUMN dalam KORPRI bersifat stelsel aktif sehingga karyawan BUMN dapat menetukan
pilihan organisasi sesuai aspirasinya. Pada saat itu PT. Pos Indonesia
menghadiri Munas KORPRI tersebut secara tegas keluar dari keanggotaan KORPRI.
4. Instruksi
Menteri Negara Pemberdayaan BUMN No. S-19/mSA-5/PBUMN tanggal 15 Maret 1999
tentang BUMN harus menfasilitasi pendirian Serikat Pekerja.
5. Keputusan
Direksi No. 59/DIRUTPOS/1999 tanggal 12 Maret 1999 tentang Tim Asistensi
Pendirian Serikat Pekerja di lingkungan PT. Pos Indonesia.
6. Pencatatan
pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung No. 75/DPP.SPPI/CTT/I/X/8/2001 tanggal 3
Agustus 2001.
7. Surat
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 664/M/BW/2000 tanggal 19 Oktober 2000
Dengan dasar tersebut maka kemudian PT.
Pos Indonesia merasakan adanya kebutuhan akan organisasi pekerja di
lingkungannya. Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar telah
terbentuk namun belum terorganisasi secara baik. Terbukti dengan penamaan
organisasi yang belum seragam ada yang menggunakan nama PEKAPOS, SEKARPOS, SEGA
POS dan lain sebagainya.
I.1.5. Anak Perusahaan
I.1.5.1. Dana Pensiun Pos Indonesia (DAPENPOS)
Anak perusahaan Pos Indonesia yang mengelola Progarm
Pensiun manfaat pasti yang profesional yang mampu memberikan kepuasan dan nilai
tambah bagi peserta, pendiri, karyawan dan Mitra Kerja.
I.1.5.2. Politeknik Pos Indonesia (Poltekpos)
Anak perusahaan yang berorientasi
mencetak SDM lewat pendidikan tinggi yang disiapkan untuk menjadi tenaga
terampil Pos Indonesia.
I.1.6. Divisi Regional PT. Pos Indonesia
I.1.6.1. Divisi Regional I Medan
I.1.6.2. Divisi Regional II Padang
I.1.6.3. Divisi Regional III Palembang
I.1.6.4. Divisi Regional IV Jakarta
I.1.6.5. Divisi Regional V Bandung
I.1.6.6. Divisi Regioanl VI Semarang
I.1.6.7. Divisi Regioanl VII Surabaya
I.1.6.8. Divisi Regional VIII Denpasar
I.1.6.9. Divisi Regional IX Banjarbaru
I.1.6.10. Divisi Regional X Makasar
I.1.6.11. Divisi Regional XI Jayapura
I.1.7. Good Corporate Governance
Penerapan good corporate governance
merupakan pedoman bagi Komisaris dan Direksi dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung
jawab sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders) secara
konsisten.
Tujuan penerapan good corporate
governance di perusahaan adalah sebagai berikut :
- Memaksimalkan
nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas,
dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil adar perusahaan memiliki daya
saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional.
- Mendorong
agar manajemen perusahaan dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan terhadap stakeholders
maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan.
- Meningkatkan
kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional
- Meningkatkan
nilai investasi perusahaan.
- Mensukseskan
program privatisasi dan profitisasi.
Implementasi good corporate governance
perusahaan telah menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
- Kepurusan
bersama komisaris dan direksi tentang pedoman penerapan good corporate
governance di PT. Pos Indonesia (Persero) tanggal 3 Mei 2006 Nomor : KD 26
A/DIRUT/0506.
- Self
assessment good corporate governance yang dievaluasi oleh bagian GCG &
manajemen resiko yang bekerja sama dengan satuan pengawas intern (SPI).
- Keputusan
direksi PT. Pos Indonesia (Persero) tanggal 10 Oktober 2006 nomor : KD.56/DIRUT/1006 tentang pedoman
etika bisnis PT.Pos Indonesia (Persero).
- Pedoman
manajemen resiko dan assessment (masih dalam proses penyusunan).
I.1.8. Layanan Kerjasama
- PT.
Pos Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Bank Muamalat Indonesia dalam
layanan perbankan dan usaha retail melanjutkan kerjasama layanan share (Au).
- PT.
Pos Indonesia (Persero) bekerja sama dengan PT. Gading Sari Indonesia untuk
pengelolaan dan pengopersian pesawat cargo dan infastruktur pendukung logistik
untuk digunakan dalam meningkatkan layanan publik.
- PT.
Pos Indonesia (Persro) bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain dalam
rangka mempermudah pelayanan publik baik untuk kemudahan perusahaan yang
bersangkutan maupun untuk PT. Pos Indonesia (Persero) sendiri.
I.1.9. Layanan Produk
- Expres
Pos
Layanan pengiriman dokumen dan barang ekspres dengan
jangkauan lebih dari 200 negara dengan fasilitas track & trace.
- EMS
Merupakan layanan premium PT. Pos Indonesia (Persero)
untuk pengiriman dokumen dan barang dagangan ke luar negeri. Kiriman ke 83
negara yang masuk dalam jaringan EMS. Pengiriman maupun penerimaan dapat
melakukan pelacakan kiriman secara elektronika.
- Wesel
Internasional
Layanan pengiriman uang dari dan ke 14
negara (Brunei, Hongkong, Iran, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Philipina,
Qatar, Singapore, Uni Emirat Arab, Austria, Brazil, Taiwan, Thailand) dan dapat
dilayani oleh seluruh kantor pos online weselpos..
I.2. PT. TIKI (Titipan Kilat)
I.2.1. Sejarah
PT. TIKI yang bernama resmi Citra Van Titipan Kilat
didirikan pada tanggal 1 September 1970 oleh Soeprapto dan Ny Nuraini Soeprapto
yang juga bertindak sebagai pemegang saham.
Sejak tahun 1972 aktivitas bisnis TIKI
telah mencapai kota Pangkal Pinang (Sumatera), Semarang (Jawa Tengah) dan
Surabaya (Jawa Timur) dengan sejumlah armada dan personil.
Pada tahun 1972, perusahaan ini
melakukan restrukturisasi manajemen dengan bekerja sama dengan Alm Irawan
Saputra, Gideon Wiraseputra dan Raphael Rusmadi yang kemudian menjadi pemegang
saham.
TIKI menjadi semakin kuat dan telah
membangun banyak cabang diseluruh propinsi. Dalam jangka waktu satu setengah
tahun, TIKI telah mampu melayani seluruh pelosok negeri.
Dengan dukungan ribuan personil terlatih
dan armada transportasi yang mampu menjangkau seluruh wilayah kepulauan, TIKI
telah menjadi pemimpin industri jasa pengiriman udara di Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya TIKI dan
semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat akan TIKI serta untuk melayani segala
kebutuhan masyarakat dan kebutuhan dalam industri jasa titipan dan cargo, maka
TIKI berkembang mendirikan beberapa anak perusahaan TIKI sebagai bagian dari
TIKI Group, yaitu :
1. TKS
(Titipan Kilat Soeprapto), bergerak dibidang cargo
2. TIKITA
(TIKI Wisata), bergerak didalam travel dan wisata
3. TIKINDO
(TIKI Logistik), bergerak dibidang layanan logistik
I.2.2. Misi dan Visi
-
Ingin menjadi yang terbaik dalam distribusi,
transportasi dan bisnis ekspedisi muatan di kawasan Asia.
-
Kepuasan pelanggan didukung dengan
pergudangan modern dan fasilitas distribusi dan pelayanan kelas dunia yang
kuat, menyediakan pelanggan sebuah one stop solusi logistik yang komprehensif
untuk memenuhi kebutuhan darian pelanggan di era globalisasi.
-
Untuk memungkinkan pelanggan kami untuk
melakukan bisnis secara profesional dan tepat waktu.
-
Untuk memberikan komunitas bisnis di dunia
dengan jasa pengiriman terjangkau, dapat diandalkan dan kualitas.
-
Untuk menjadi mitra bisnis pelanggan PT.
TIKI, bukan hanya perusahaan pengiriman mereka.
-
Memperlakukan pelanggan sebagai mitra bisnis,
masalah pelanggan perhatian kami, dan kunci untuk itu adalah hanya cukup
memberikan kepuasan pelanggan untuk semua pelanggan.
I.2.3. Struktur Organisasi
Untuk mempertahankan efisiensi dalam
struktur perusahaan di PT. TIKI memiliki 17 staf dan lebih dari 234 berdedikasi
operasional dan distribusi di Jakarta. Kantor pusat divisi telah terstruktur
berdasarkan jasa utama yang terdiri dari :
- Impor
Departemen
- Ekspor
Departemen
- Penjualan
dan Pemasaran Departemen
- Pelanggan
Layanan Departemen
- HRD
& GA Departemen
- Departemen
IT
- Keuangan
dan Jurusan Akuntansi
- Gudang
& Distribusi Departemen
- Traffic
& Departemen Operasional
Untuk meningkatkan layanan kepada
pelanggan, para personil untuk ekspor, import dan distribusi telah dilengkapi
dengansertifikasi yang berlaku internasional seperti PPJK (Sertifikat Custom
Clearance), sertifikat untuk menangani DG (Barang Berbahay) pengiriman.
I.2.4. Layanan
Layanan PT. TIKI mencakup jasa distribusi dan pengiriman
barang, pengiriman domestik dan internasional .
Untuk TIKINDO Logistik menyediakan
solusi untuk logistik, karena hal ini menjadi faktor penting untuk efisiensi
biaya dalam industri. PT. TIKI Indonesia (TIKINDO Logistik) sebagai Logistik
perusahaan memiliki ruang lingkup pelayanan, termasuk :
-
Express delivery
-
Distribusi domestik
-
Pergudangan
-
Logistik proyek
-
Relokasi dan pameran
PT. TIKI adalah khusus utama courier
service/cargo/proyek/alat berat forwarder dan penyedia expedisi. PT. TIKI juga
telah menangani telekomunikasi dan proyek-proyek non telekomunikasi serta
berbagai barang diproduksi lainnya dan alat berat di seluruh dunia dan wilayah
Indonesia dalam negeri.
I.2.4.1. Jaminan
Jadwal pengiriman telah dirancang khusus
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Jika terjadi keterlambatan terjadi dalam
pengiriman Holiday jasa, sameday service, over night service dan dua hari
layanan, TIKI akan memberikan ganti rugi sebanyak biaya pengiriman
I.2.4.2. Bukti Pengiriman
Untuk setiap pengiriman ke kota-kota besar
, TIKI memberikan laporan pengiriman, yang di berikan ke pelanggan satu bukti
laporan pengiriman.
I.2.4.3. Kerugian dan Kerusakan
Apabila paket atau dokumen hilang maka
akan diberikan kompensasi 10 kali lipat biaya pengiriman. Dengan program
asuransi TIKI’s, TIKI akan menjamin paket pelanggan aman dari segala kerusakan
dan kerugian.
I.2.4.4. Layanan Packing
Menyediakan kemasan
khusus untuk packing paket yang melindungi pengiriman pelanggan dari kerusakan
apapun.
I.2.5. Jasa Distribusi
Sejak awal Distribusi domestik dan
internasional telah menjadi pendukung bisnis PT. TIKI Indonesia (TIKINDO
Logistik). Hal ini disebabkan jaringan yang telah dibangun melalui cabang di 70
kota besar di hampir seluruh provinsi di Indonesia yang mencakup hampir semua
kota-kota besar. Layanan PT. TIKI menjadi lebih handal untuk setiap pengiriman
internasional karena memiliki agen terletak di Singapura dan Malaysia sebagai
salah satu pusat atau hubungan distribusi dan bisnis ekspedisi muatan di
kawasan Asia Pasifik, selain itu telah membentuk jaringan agen internasional
sebagai mitra yang tersebar dari Singapura, Malaysia, Taiwan, Hong kong,
Jepang, India, Korea, Abu Dhabi dan Vietnam di Asia ke Inggris, Perancis,
Italia di Eropa dan ke Amerika Serikat (North Amerika).
I.3. Permasalahan
I.3.1. Bagaimana kinerja pegawai untuk mendukung
visi dan misi perusahaan baik PT. Pos Indonesia (Persero) maupun PT. TIKI
Indonesia.
I.3.2. Bagaimana meningkatkan kualitas untuk
memperoleh dan memelihara keunggulan kompetitif bagi kedua perusahaan.
I.3.3. Faktor apa saja yang dibutuhkan untuk meningkatkan
pelayanan jasa pengiriman bagi PT. Pos Indonesia (Persero) dan PT TIKI.
I.3.4. Apa keunggulan dan kekurangan dalam
pelayanan jasa pengiriman bagi kedua perusahaan (PT. Pos Indonesia dan PT. TIKI
Indonesia).
I.4. Ruang Lingkup
I.4.1. Pembahasan tentang Badan Usaha.
I.4.2. Pembahasan tentang Perseroan Terbatas
I.4.3. Pembahasan tentang layanan Publik
I.4.4. Pembahasan tentang faktor-faktor produksi
I.4.5. Pembahasan tentang fungsi-fungsi
manajemen.
I.4.6. Pembahasan tentang prinsip-prinsip
pengelolaan manajemen sumber daya manusia.
I.4.7. Pembahasan tentang pengertian perencanaan.
I.4.8. Pembahasan tentang pengertian rencana
strategis.
I.5. Maksud dan Tujuan
I.5.1. Maksud
Pembuatan Makalah
Maksud
pembuatan makalah ini adalah dalam rangka untuk penambahan nilai dari item-item
persyaratan pemenuhan nilai akademik yang telah dipersyaratkan.
I.5.2. Tujuan Pembuatan Makalah
5.2.1. Dalam rangka mengembangkan pengetahuan tentang
jasa layanan pengiriman.
5.2.2. Menganalisa kendala dalam pelaksanaan jasa
layanan pengiriman yang dilakukan PT. Pos Indonesia (Persero) dan PT. TIKI
Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
II.1. Badan Usaha
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan usaha seringkali
disamakan dengan perusahaan, wlaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan
utamanya, badan usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana
badan usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.
II.1.1. Jenis – Jenis Badan Usaha
Jenis-jenis badan
usaha dibagi menjadi 3 badan usaha yang antara lain : Koperasi, BUMN dan BUMS.
Sesuai dengan topik pembahasan maka kami
hanya akan menguraikan yang terkait
dengan hal tersebut.
II.1.1.1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) ialah badan usaha yang permodalannya seluruhnya atau sebagian
dimiliki oleh pemerintah. Status pegawai badan usaha-badan usaha tersebut
adalah pegawai negeri. BUMN sendiri sekarang ada 3 macam yaitu perjan, perum
dan persero.
II.1.1.1.1. Persero
Adalah
salah satu badan usaha yang dikelola oleh negara atau daerah. Tujuan
didirikannya persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua
memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau
seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Persero di
pimpin oleh direksi, sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta,
perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas negara. Jadi ciri-ciri persero adalah
:
·
Tujuan utamanya mencari laba (komersial)
·
Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan yang berupa saham-saham.
·
Badan usahanya ditulis PT (nama
perusahaan)(persero)
·
Tidak memperoleh fasilitas negara.
II.1.1.2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS
adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok
orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang-bidang usaha yang diberikan kepada
pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan
strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Berdasarkan
bentuk hukumnya badan usaha milik swasta di bedakan atas : Perusahaan
Persekutuan, Firma, Persekutuan Komanditer, Perseroan Terbatas.
1. Perseroan
Terbatas
Perusahaan
terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan
saham. Setiap pemegang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap
pemegang surat saham berhak atas keuntungan (dividen).
Dalam perseroan
terbatas selain kekayaan perusahaan dan kekayaan pemilik modal terpisah juga
ada pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan. Pengelola
perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya
(profesional). Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang
saham, direksi, dan komisaris.
Dalam Perseroan
terbatas, para pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk
menjalankan dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha
perusahaan. Dalam kaitan dengan tugas tersebut, direksi berwenang untuk
mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya. Apabila
terjadi kerugian yang amat besar (diatas 50 %) maka direksi harus melaporkannya
ke para pemegang saham dan pihak ketiga, untuk kemudian dirapatkan.
Komisaris memiliki
fungsi sebagai pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan. Komisaris bisa
memeriksa pembukuan, menegur direksi, memberi petunjuk, bahkan bila perlu
memberhentikan direksi dengan menyelenggarakan RUPS untuk mengambil keputusan
apakah direksi akan diberhentikan atau tidak.
II.2. Pelayanan
Publik
PT. Pos Indonesia (Persero)
dan PT. TIKI Indonesia walaupun berbeda dalam hal badan usaha tetapi keduanya
merupakan perusahaan yang menyelenggarakan pelayanan publik yang bergerak dalam
jasa layanan pengiriman.
Pelayanan publik dapat
diartikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang dan
jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan publik dapat
dibedakan menjadi :
1. Yang
bersifat primer, pelayanan yang hanya di selenggarakan oleh pemerintah sehingga
konsumen/penggunan/klien mau tidak mau harus memanfaatkannya.
2. Yang
bersifat sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa yang dapat
dilaksanakan baik oleh perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta, jadi ada
alternatif bagi konsumen/pengguna/klien untuk menentukan pilihannya.
II.3. Faktor
Produksi
PT. Pos Indonesia
(Persero) dan PT. TIKI Indonesia sebagai perusahaan yang mempunyai layanan jasa
pengiriman tentunya memerlukan faktor-faktor produksi untuk mengembangkan usaha
yang dijalankannya.
Dalam ilmu ekonomi,
faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi
barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok,
yaitu tenaga kerja, modal sumber daya alam dan kewirausahaan.
Namun dalam perkembangannya, faktor
sumber daya alam diperluas cakupannya. Selain itu, beberapa ahli juga
menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat
semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi (Griffin R:2006). Secara
total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu
tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources),
kewirausahaan (entrepreneurship) dan sumber daya informasi (information
resources).
II.3.1. Sumber
Daya Fisik
Faktor produksi fisik ialah semua
kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan
dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air dan
bahan mentah (raw material).
II.3.2. Tenaga
Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang secara
langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi
tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor
produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta
kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat
dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan
dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi
menjadi tenaga kerja
terdidik, tenaga
kerja terampil, dan tenaga
kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik
adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki
keahlian di bidangnya. Tenaga
kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau
latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya.
Sementara itu, tenaga kerja
tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak
membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi
tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga
kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Sementara itu, tenaga kerja
jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan
produksi.
Tenaga kerja merupakan
faktor produksi yang langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan
produksi.
II.3.3. Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau
peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat
digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta
berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua:
modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari
dalam perusahaan
sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing
adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa
pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak.
Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses
produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata,
tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak
merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal
individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari
perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya
adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan
digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah,
jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap
dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara
berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang
dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus digunakan dalam satu kali
proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
II.3.4. Kewirausahaan
Faktor
kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam
mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Sebanyak dan sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal
yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik,
hasilnya tidak akan maksimal.
II.3.5. Sumber daya informasi
Sumber daya
informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang
dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.
II.4. Manajemen
Perencanaan
Faktor sumber daya informasi adalah seluruh data yang
dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Dari data-data tersebut
dapat melakukan suatu perencanaan untuk strategi pengelolaan perusahaan ke
depan. Fungsi perencanaan adalah mendisain suatu lingkungan untuk prestasi yang
efektif bagi individu-individu yang bekerja sama dalam suatu kelompok. Salah
satu untuk menilai kegiatan perencanaan yang bermacam-macam ialah meninjau
berbagai tipe perencanaan yang merupakan hasil dari proses perencanaan.
Menurut LAN (2007) tipe-tipe perencanaan adalah sebagai
berikut :
-
Tujuan (Objectives)
Tujuan dirumuskan oleh pimpinan tingkat atas berdasarkan
penilaian ekonomi, sosial dan politik sesuai dengan garis-garis pengarahan
startegi dan kebijakan.
-
Strategi (Strategy)
Perencanaan strategi adalah bersifat jangka panjang dan
menjadi perencanaan yang bersifat taktis pada pimpinan tingkat bawah.
Perencanaan taktis adalah bersifat jangka pendek.
-
Kebijakan (Policy)
Kebijakan membatasi ruang lingkup dalam pembuatan
keputusan dan menjamin bahwa keputusan yang diperlukan akan memberikan
sumbangan terhadap penyelesaian tujuan yang menyeluruh.
-
Prosedur (Procedures)
Prosedur menggambarkan urutan-urutan yang bersifat
kronologis dari setiap tindakan yang harus dilakukan.
-
Anggaran (Budgets)
Suatu rencana yang meliputi sumber-sumber dana yang ada
kaitannya terhadap semua tahap-tahap kegiatan untuk periode tertentu dalam
waktu yang akan datang.
-
Rencana proyek (Project Plan)
Adalah perpaduan dari tujuan, kebijakan, prosedur,
anggaran dan unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
-
Rencana fungsional (Functional Plan)
Suatu garis tindakan yang akan dilakukan dalam bidang
fungsional terhadap penyelesaian sasaran perencanaan organisasi secara
keseluruhan.
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun
sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan
kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis mengandung visi, misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan
mengantisipasi perkembangan masa depan.
Dengan adanya perencanaan startegis, maka konsepsi
perusahaan dalam mencapai tujuan semakin jelas, sehingga akan memudahkan dalam
memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain serta dapat mengarahkan
sumber-sumber organisasi secara efektif. Faktor yang menyebabkan perencanaan
strategis dapat menentukan keberhasilan organisasi adalah :
1. Perencanaan
merupakan tipe perencanaan yang terpenting.
2. Melakukan
perencanaan strategis berarti menetapkan misi organisasi secara jelas
3. Dengan
perencanaan strategis memungkinkan manajer mempersiapkan diri terhadap
kemungkinan terjadinya perubahan pada lingkungan organisasi.
Adapun langkah-langkah penyusunan perencanaan strategis
adalah sebagai berikut :
-
Tentukan tujuan, manajer harus memilih tujuan
strategis. Pemilihan ini dipengaruhi oleh maksud, misi, nilai-nilai dan
kekuatan serta kelemahan.
-
Analisa lingkungan, tujuan yang telah dipilih
harus di cek dan disesuaikan dengan faktor eksternal yang ada.
-
Menetapkan ukuran, manajer harus menentukan
ukuran guna mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
-
Bandingkan rencana bawahan dengan rencana
strategis, rencana strategis yang telah dibuat
sub unit atau manajemen tingkat bawah perlu diteliti kesesuaiannya
dengan rencana tingkat atas (rencana keseluruhan)
-
Hilangkan perbedaan yang terjadi, perlu
penyesuaian antara rencana tingkat atas dan rencana tingkat bawah sehingga
tidak terjadi perbedaan.
-
Memilih alternatif manajer harus mampu
melakukan evaluasi dan memilih alternatif yang terbaik
-
Penerapan rencana strategis, alternatif yang
terpilih akan menjadi rencana yang harus diformulasikan secara jelas,dan
kemudian dirinci kedalam kegiatan-kegiatan organisasi mengukur dan mengawasi
kemajuan, pengukuran perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kegagalan.
II.5. Pendekatan MSDM
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam MSDM, yaitu :
II.2.1. Pendekatan SDM
Menekankan pengelolaan dan pendayagunaan
yang memperhatikan hak azasi manusia.
II.2.2. Pendekatan manajerial
Menekankan pada tanggung jawab untuk
menyediakan dan melayani kebutuhan SDM departemen lain.
II.2.3. Pendekatan sistem
Menekankan pada tanggung jawab sebagai
sub sistem dalam organisasi.
II.2.4. Pendekatan pro-aktif
Menekankan pada kontribusi
terhadap karyawan, manajer dan organisasi dalam memberikan pemecahan masalah.
II.6. Prinsip-Prinsip Pengelolaan MSDM
II.3.1. Orientasi
pada pelayanan,dengan berupaya memenuhi kebutuhandan keinginan SDM yang puas
akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumennya:
II.3.2. Membangun
kesempatan terhadap SDM untuk berperan aktif dalam perusahaan,dengan tujuan
untuk menciptakan semangat kerja dan memotivasi SDM agar mampu menyelesaikan
pekerjaan denga baik,
II.3.3. Mampu
menumbuhkan jiwa intrapreneur SDM perusahaan yang mencangkup:
II.3.3.1. Menginginkan
adanya akses keseluruh sumber daya perusahaan
II.3.3.2. Berorientasipencapaian
tujuan perusahaan
II.3.3.3. Motivasi
kerja yang tinggi
II.3.3.4. Responsif
terhadap penghargaan dari perusahaan
II.3.3.5. Berpandangan
jauh kedepan
II.3.3.6. Bekerja
secara terencana,terstruktur,dan sistematis
II.3.3.7. Bersedia
berkerja keras
II.3.3.8. Mampu
menyelesaikan pekerjaan
II.3.3.9. Percaya
diri yang tinggi
II.3.3.10. Berani
mengambil resiko
II.3.3.11. Mampu
menjual idenya diluar/didalam perusahaan
II.3.3.12. Memiliki
intuisi bisnis yang tinggi
II.3.3.13. Sensitif
terhadap situasi dan kondisi, baik didalam maupun diluar perusahaan
II.3.3.14. Mampu
menjalin hubungan kerja sama dengan semua pihak yang berkepentingan
II.3.3.15. Cermat,sabar dan kompromistis.
Pendekatan dan prinsip-prinsip
pengelolaan manajemen sumber daya manusia untuk perbaikan organisasi pelayanan
yang bertujuan :
-
Meningkatkan efektifitas organisasi
penyelenggara pelayanan publik, sehingga dapat menyediakan pelayanan yang lebih
cepat, mudah, terjangkau dan merata.
-
Mendorong terjadinya proses yang
partisipatif, transparan, akuntabel, dan responsif dalam proses perbaikan
organisasi penyedia pelayanan sehingga mencerminkan prinsip “miskin struktur
kaya fungsi”.
-
Mendorong terjadinya relationship dari
berbagai organisasi pelayanan publik.
Sedangkan
sasaran yang hendak dicapai adalah :
- Peningkatan
efektifitas organisasi/lembaga agar lebih sederhana, ramping, tiap unit fungsi,
peran dan akuntabilitasnya jelas, tidak ada tumpang tindih.
- Desain
struktur organisasi, pola hubungan antar unit, termasuk dengan lembaga lain dan
swasta.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. PT. Pos Indonesia (Persero)
Bergulirnya era globalisasi
dan pasar bebas, ternyata, juga berdampak pada dunia perposan di tanah air. Saat ini PT. Pos
Indonesia sedang mengalami berbagai masalah serius yang apabila tidak ditangani
dengan tepat dapat berdampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Kondisi-kondisi yang menyebabkannya antara lain :
III.1.1. Kondisi Eksternal
-
Bisnis komunikasi yang dikembangkan PT.Pos Indonesia
yaitu layanan surat pos merupakan komunikasi generasi pertama yang saat ini
mengalami penurunan yang sangat tajam karena disamping harus bersaing dengan
para pengelola jasa titipan, juga harus menerima kenyataan berpindahnya
konsumen kepada produk subtitusi yaitu sms dan produk teknologi informasi
lainnya seperti internet.
-
Berkembangnya produk perbankan dengan didukung teknologi
informasi mengembangkan secara tepat Automatic Teller Machine (ATM) dengan
content multi transaksi memberikan service level semakin tinggi, sehingga
layanan keuangan yang dikembangkan oleh PT. Pos Indonesia yang sifatnya masih
konvensional sulit untuk bersaing.
-
Dalam bisnis logistik PT. Pos Indonesia mempunyai
kompetitor dari perusahaan-perusahaan multinasional (MNC) yang mempunyai sumber
daya keuangan dan teknologi serta dukungan network yang sangat kuat.
-
Dari dalam negeri, PT Pos Indonesia, saat ini juga mendapatkan
kompetitor dari
perusahaan-perusahaan jasa pengiriman swasta yang mempunyai jaringan yang tidak kalah baiknya, sehingga membuat persaingan bidang
perposan, termasuk transaksi keuangan dan logistik menjadi kian ketat.
Hadirnya perusahaan-perusahaan swasta itu membuat pengiriman surat (mail), yang sampai saat ini, masih mendominasi income PT Pos, yaitu sekitar 57 persen, menjadi turun.
Hadirnya perusahaan-perusahaan swasta itu membuat pengiriman surat (mail), yang sampai saat ini, masih mendominasi income PT Pos, yaitu sekitar 57 persen, menjadi turun.
III.1.2. Kondisi Internal
-
Rendahnya produktifitas pegawai dan aset lainnya, jumlah
pegawai PT. Pos Indonesia tidak menyebar secara proporsional yang mengakibatkan
tingkat produktifitas masing-masing daerah sangat bervariasi dengan sebaran
yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan sebagian pegawai merasa telah bekerja
sangat berat dan masih banyak peluang yang tidak dapat tergarap (opportunity
loss), sebagian lagi bekerja kurang dari yang seharusnya sehingga tidak
efisien.
-
Kesenjangan kompetensi yang disebabkan perubahan
lingkungan bisnis dan teknologi juga merupakan faktor lain yang perlu mendapat
perhatian serius. Perubahan visi dan misi organisasi menyebabkan keharusan
adanya perubahan budaya. Budaya lama yang sudah dianggap kurang relevan belum
diikuti dengan pengembangan budaya baru, sehingga menyebabkan lemahnya budaya
perusahaan.
-
Dalam struktur institusi PT. Pos Indonesia menjalankan
peran ganda yaitu sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk melayani
masyarakat dan di sisi lain sebagai institusi bisnis yang bersifat persero yang
mengutamakan profit oriented, sehingga fungsi itu apabila dijalankan bersamaan
tentunya akan sangat sulit dalam aplikasi pengelolaanya. Karena ketika status
perusahaan berubah menjadi perusahaan perseroan (persero), maka timbul
permasalahan bagi perusahaan karena dituntut menghasilkan profit seperti
perusahaan swasta, meskipun untuk kinerja BUMN tidak seluruhnya berdasarkan
indikator-indikator keuangan, namun ketika indikator kinerja keuangan tidak
baik tetap saja pihak stakeholder (pemerintah) akan menganggap direksi BUMN gagal.
III.2. PT. TIKI Indonesia
PT. TIKI
Indonesia juga masih ada kendala dalam bisnisnya yang mungkin dihadapi dalam
bisnis jasa pengiriman relatif tidak serumit seperti PT. Pos Indonesia
(Persero). Kendala yang dihadapi adalah jasa pengiriman itu sendiri, dimana PT.
TIKI Indonesia melayani jasa pengiriman baik domestik maupun
internasional. Terdapat beberapa faktor
yang bisa mempengaruhi service pengiriman menjadi terkendala atau bahkan bisa ditinggalkan
pelangganya, antara lain :
III.2.1. Faktor Eksternal
-
Bisnis logistik yang dikembangkan akan mempunyai
kompetitor internasional yang sudah mempunyai keuangan dan teknologi yang sudah
maju pesat.
-
Kemajuan teknologi yang begitu sangat cepat dan maju
(contohnya adanya layanan sms, layanan internet), sehingga menjadi kompetisi
dibidang pelayanan ini semakin ketat, hal ini tentunya perlu di cermati oleh
PT. TIKI Indonesia.
-
Kompetitor yang datangnya dari perusahaan sejenisnya
dalam negeri dengan kelebihan-kelebihan yang dipunyai oleh perusahaan-perusahaan
tersebut.
III.2.2. Faktor Internal
-
Belum maksimalnya pelayanan jasa pengiriman yang
dilakukan oleh PT. TIKI Indonesia, utamanya untuk sampai kepedesaan-kepedesaan
dengan pengiriman dengan jangka waktu pengiriman yang pendek.
-
Kurang ada sosialisasi produk-produk layanan yang
belum/tidak semua karyawan terutama yang berhubungan langsung dengan costumer
mengetahui/memahami, sehingga akan sangat mengurangi minat/penilaian dari
costumer terhadap PT. TIKI Indonesia yang pada akhirnya sangat merugikan
perusahaan.
Dari uraian- uraian permasalahan yang dihadapi oleh kedua
perusahaan tersebut, maka berikut disajikan perbandingan dari kedua perusahaan
tersebut.
PT. Pos
Indonesia (Persero)
|
PT. TIKI
Indonesia
|
||
1.
|
Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Persero
|
1.
|
Badan Usaha milik swasta
|
2.
|
Melaksanakan fungsinya sebagai pelayanan kepada
masyarakat dan profit oriented
|
2.
|
Melaksanakan fungsinya murni profit oriented
|
3.
|
Jaringan jasa pelayanan dalam negeri sudah sampai ke
tingkat pedesaan
|
3.
|
Jaringan jasa pelayanan dalam negeri baru sampai
tingkat kabupaten
|
4.
|
Menyelenggarakan multi layanan jasa pengiriman (pos
surat, weselpost, pembayaran listrik, cicilan otomotif, pengiriman barang dan
lain-lain)
|
4.
|
Menyelenggarakan layanan pengiriman barang
|
5.
|
Modal perusahaan berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan
|
5.
|
Kekayaan perusahaan dan kekayaan pemodal terpisah
|
6.
|
Top pimpinan didasarkan atas kemauan negara (politis)
|
6.
|
Top pimpinan didasarkan atas profesional dibidangnya.
|
7.
|
Karena badan usaha milik pemerintah, maka pelayanan
yang dilaksanakan masih terlalu birokratif
|
7.
|
Pelayanan yang dilaksanakan berorientasi untuk kemajuan
perusahaan.
|
8.
|
Pemerintah terlalu ikut campur terhadap
kebijakan-kebijakan perusahaan
|
8.
|
Pemegang saham melimpahkan wewenang kebijakan-kebijakan
perusahaan pada direksi.
|
9.
|
Skill dan pembagian kerja karyawan kurang diperhatikan
|
9.
|
Sangat memperhatikan skill dan pembagian kerja karyawan
|
III.3. Langkah – Langkah Yang Dilakukan Dalam Jasa
Pelayanan Pengiriman.
III.3.1. Untuk Pelayanan Domestik
III.3.1.1. PT. Pos Indonesia (Persero)
- Meningkatkan
sumber daya manusia dalam segala tingkatan terutama dilapangan agar proses
produksi bisa berjalan diiringi sistem manajemen yang baik, personel yang melaksanakan
pekerjaan yang mempengaruhi mutu produk harus memiliki kompetensi atas dasar
pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman yang sesuai.
- Sebaiknya
status perusahaan lebih dipertegas, apakah bersifat sebagai pelayanan kepada
masyarakat atau sebagai perusahaan yang murni profit oriented.
- Karena
proporsi karyawan yang begitu banyak sehingga menganggu keuangan perusahan maka
jalan satu-satunya adalah kebijakan yang tidak populer yang perampingan dan
efisiensi karyawan.
- Sebagian
saham perlu kiranya dijual untuk menarik investor-investor .
- Kantor
devisi regional perlu kiranya dibentuk anak-anak perusahaan yang memungkinkan
masing-masing perusahaan menjalankan manajemen perusahaannya secara mandiri.
III.3.1.2. PT. TIKI Indonesia
Jasa pelayanan pengiriman yang dilakukan PT. TIKI selama
ini hampir tidak ada keluhan dari pengguna jasa perusahaan ini, tetapi bukan
tidak ada gading yang tak retak, masih perlu ada peningkatan pelayanan, antara lain :
- Costumer
service di tiap kantor cabang harus dibekali pengetahuan tentang misi dan visi
perusahaan, mereka harus mengetahui produk-produk pelayanan perusahaan yang
harus disampaikan kepada para costumer agar jangan sampai karena ketidaktahuan
dari costumer service membuat pelanggan pindah ke jasa pelayanan pengiriman
lainnya.
- Perlu
di buka unit cabang di pedesaan, karena pangsa pasar di daerah ini sebetulnya
cukup signifikan sehingga untuk pelayanan pengiriman cepat yang tadinya cukup
di perkotaan, dapat pula dilakukan di pedesaan.
III.3.2. Untuk Layanan Internasional
Untuk dapat bersaing di dunia internasional yang perlu
dilakukan oleh kedua perusahaan adalah identifikasi problem (problem
identification) yaitu melakukan identifikasi persoalan apa yang sudah dipunya
perusahaan untuk menghadapi kompetitor-kompetitor asing, meliputi :
III.3.2.1. Memonitor situasi jasa layanan pengiriman terkait trend yang
diinginkan oleh costumer internasional.
III.3.2.2. Mengkategorisasikan perbedaan pelayanan antara domestik dengan
pelayanan internasional menyangkut sosial budaya di daerah tersebut.
III.3.2.3. Pengumpulan data-data tambahan dan mendiagnosa keberhasilan
kompetitor-kompetitor yang sudah eksis terlebih dahulu menyangkut kekurangan
dan kelebihan perusahaan-perusahaan tersebut untuk membuat strategi ekspansi
pasar jasa pelayanan internasional agar dapat bersaing dengan mereka.
III.3.2.4. Mencari alternatif solusi, kriteria menilai alternatif dalam
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
- Menilai apakah suatu alternatif dapat dicapai dengan
batasan-batasan yang ada dalam organisasi.
- Menilai apakah alternatif tersebut efektif untuk menyelesaikan
masalah yang ada.
- Berapa sumber daya yang dibutuhkan dan apa efek samping dari
suatu alternatif.
- Kemampuan untuk mengganti alternatif secara mudah.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
- Untuk
menjadikan perusahaan yang terbaik diperlukan peningkatan sumber daya manusia
dengan memperhatikan pendekatan dan prinsip-prinsip pengelolaan manajemen
sumber daya manusia.
- Dengan
adanya perencanaan startegis, maka konsepsi perusahaan dalam mencapai tujuan
semakin jelas, sehingga akan memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta
rencana-rencana lain serta dapat mengarahkan sumber-sumber organisasi secara
efektif.
IV.2. Saran
Ada beberapa saran
mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan PT. Pos untuk dijadikan sebagai
bahan evaluasi pengembangan bisnis dikemudian waktu nanti, antara lain :
1. Membangun kembali Image Perusahaan
secara keseluruhan dan total, hal ini untuk menghilangkan persepsi masyarakat
akan hal-hal negatif yang menempel pada PT. Pos.
2. Intenet keliling (dengan menggunakan
mobil).
3. Membangun fasilitas Deposit Box bagi
masyarakat diluar kota besar di Indonesia.
4. Membangun bisnis dengan menggunakan
Information and Communication Technolgy (ICT).
5. Pengiriman benda hidup, seperti
binatang piaraan atau tumbuhan.
6. Melakukan persaingan dengan
kompetitor PT. Pos Indonesia, secara harga, kualitas, dan pelayanannya.
7. Pengiriman dan percetakan foto
on-line.
Khusus untuk SDM saran yang dapat diberikan bagi PT. Pos
Indonesia (Persero) dan PT. TIKI Indonesia adalah diperlukan pembenahan
internal, antara lain :
-
Hendaknya rencana strategis merekrut dan
melatih tetap dijalankan secara berkesinambungan dengan memberikan kesempatan
pada semua level karyawan.
-
Menyediakan berbagai fasilitas pemenuhan
kebutuhan karyawan.
-
Menetapkan standar kompetensi yang diperlukan
bagi personel yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan.
-
Memastikan bahwa personelnya sadar akan
relevansi dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi
pencapaian sasaran mutu
SITUS JUDI SLOT
BalasHapusAgen Slot Terpercaya
Judi Slot Terbaik